Kamis, 28 November 2013

Membangun Generasi Menyiapkan Guru Masa Depan

Jakarta-Membangun masa depan berarti membangun generasi, dan untuk dapat menyiapkan generasi yang berkualitas diperlukan pendidikan berkualitas pula. Guru sebagai penyampai sekaligus pembawa pengetahuan adalah sarana terpenting dalam menyediakan pendidikan yang relevan untuk masa depan.
Ditjen Pendidikan Tinggi melalui Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan melihat perlunya kembali mengevaluasi sistem penyiapan guru masa depan, mulai dari penyiapan hingga kompetensinya sebagai pendidikan yang profesional.
Selasa (2/7) bertempat di Jakarta, Ditjen Pendidikan Tinggi menggelar Semiloka dengan tema ” Menyiapkan Guru Masa Depan “. Acara yang dibuka oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini, selain dihadiri Ditjen Pendidikan Tinggi, Djoko Santoso dan Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Supriadi Rustad tampak pula hadir Rektor perguruan tinggi pengampu Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) baik PTN maupun PTS, Dekan FKIP, pengamat pendidikan serta pengamat pengembangan kurikulum. Acara tersebut digelar dua hari untuk mendiskusikan mengenai Grand Design LPTK dan Kurikulum LPTK yang akan diselaraskan terkait hadirnya kurikulum 2013.
Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Supriadi Rustad menjelaskan bahwa acara Semiloka Menyiapkan Guru Masa Depan adalah rangkaian yang terkait dengan rekomendasi Teacher Education Summit (TES) yang berlangsung pada akhir tahun 2011  dan amanah dari Konvensi Nasional Pendidikan ke-7  yang diselenggarakan di Yogjakarta.  Supriadi menerangkan bahwa Semiloka saat ini bertujuan untuk merumuskan tiga dari sembilan rekomendasi dari pertemuan TES dan KOMNASTI. ketiga rekomendasi yang dimaksud sendiri berhubungan dengan bentuk standarisasi kelembagaan pengelolaan pendidikan di LPTK. “ Apakah LPTK harus memiliki asrama ? apakah LPTK perlu memiliki sekolah laboratrium ? dan lain-lainnya akan didiskusikan pada Semiloka ini” jelas Supriadi.
Mengenai kurikulum, Supriadi menjelaskan bahwa sejak dua tahun lalu, Ditjen Dikti telah menyiapkan pedoman pengembangan kurikulum LPTK, “kita ingin mengembangkan dan merumuskan pola pembelajaran di LPTK, bila kita perhatikan pola pembelajaran di LPTK dari rekan-rekan kita di luar negeri pola pembelajarannya adalah student centre, ini klasik dan sudah sering dibicarakan, tapi mereka beneran, sedangkan bila kita amati di LPTK kita, sosok dosen masih menjadi sentral” jelas Supriadi sembari menambahkan bahwasanya yang didik di LPTK adalah calon guru dan perlu pengembangan baru dalam proses pembelajarannya. “Kalau pola pembelajarannya dosennya masih satu arah, tentunya mereka akan mendidik anak didiknya dengan pola yang sama pula”.
Sampai saat ini di Indonesia terdapat lebih dari 400 LPTK baik negeri maupun swasta. Besarnya jumlah LPTK di Indonesia, tentunya menjadi tantangan tersendiri dalam proses pengembangan kualitasnya, walaupun begitu Supriadi berjanji Ditjen Pendidikan Tinggi akan terus membina perguruan tinggi LPTK tersebut, “ LPTK yang sudah bagus akan kita terus bina bagitu pun dengan yang masih kurang tetap akan kita bina” ucap mantan Wakil Rektor I Universitas Negeri Semarang tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar