Masyarakat
masa depan harus memiliki ciri – ciri sebagai berikut:
1. Mempunyai
cara berpikir yang rasional dan realistis
2. Mempunyai
kebiasaan membaca yang tinggi
3. Mempunyai
kemampuan menyerap dan mengembangkan ilmu pengetahuan dengan cepat dan banyak
4. Terbuka
terhadap inovasi, bahkan selalu berusaha mencari hal – hal baru
5. Mempunyai
pandangan hidup yang berdimensi lokal, nasional dan universal
6. Mampu
memprediksikan dan merencanakan masa depan
Apabila hal ini dimiliki setiap generasi muda, ini
akan mempermudah untuk menciptakan generasi muda untuk masa depan. Karena
mereka telah bisa berfikir untuk masa yang akan datang dan apa tujuan kedepan
nya.
Dan apabila generasi muda sekarang tidak bisa
berpikir rasional,tidak memiliki inovasi, tidak mamapu merencanakan masa depan
dan tidak mampu memanfaatkan teknologi yang semakin berkembang seiring
perubahan zaman. Kita harus dari sekarang menyelamatkan generasi muda untuk
mengisi masyarakat masa depan.
Contoh yang bisa merusak generasi muda ialah,
tawuran antar sekolah atau universitas dan memakai obat – obat terlarang
seperti penyalahgunaan narkoba, oleh karena itu kita harus menyelamatkan
generasi muda untuk masa depan dari hal –hal buruk tersebut. Seperti contoh
dibawah ini:
1.Tawuran
antar pelajar
Mahasiswa
Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga, Ketua Umum BPL HMI Cabang Yogyakarta. Akhir-akhir ini berita
tentang kenakalan generasi muda (baca: pelajar) menyeruak di pemberitaan di
media massa.Tawuran antar pelajar yang terjadi lagi di Ibu Kota kian menambah problem pelik
dunia pendidikan. Tawuran pelajar sejatinya tak lagi dianggap sebagai dinamika
anak muda dalam berekspresi akibat dorongan emosi, tapi kejadian itu kini
mengarah pada aksi brutal, bahkan cenderung bersifat premanisme yang tak wajar
dilakukan kalangan terdidik. Dari fenomena tersebut, kita bisa melacak ke tiga
titik utama.
Pertama,terjadinya
pengabaian tradisi keilmuan dan sebaliknya digunakannya kekerasan sebagai cara
berdialog dan cara dalam menyelesaikan masalah.Kedua, terjadinya pengabaian
tempat di mana sekolah seharusnya menjadi arena keilmuan atau ajang pergulatan
ilmu,bukan ajang gulat dengan kekerasan.Karenanya kita menduga tidak terjadi
internalisasi mengenai wawasan akademik. Ketiga,terjadinya pengabaian terhadap
kehadiran sekolah sebagai komunitas keilmuan di mana terbangun solidaritas
antara satu sekolah dengan sekolah yang lain. Masalah di satu sekolah seakan
dapat diisolasi menjadi hanyalah urusan sekolah setempat dan bukanlah menjadi
masalah bersama yang harus ditemukan penyelesaiannya secara menyeluruh. Dari
ketiga titik tersebut, kita sebetulnya hendak menarik persoalan di atas menjadi
persoalan yang mendasar yang menggerakkan berbagai tindakan dan pilihan moral
seperti kasus-kasus pencontekan massal saat ujian nasional (UN) berlangsung.
Bagi
publik, masalahnya bukan pertama-tama masalah keberlangsungan suatu sekolah
atau ketersediaan bangku bagi anak-anak mereka, tetapi masalah masa depan bagi
suatu bangsa.Apa yang tidak dapat kita ingkari adalah sebuah kenyataan di mana
sekolah sesungguhnya mengambil peran strategis yang ikut menentukan peradaban
di masa depan. Oleh karena itu, sekolah hendaknya mulai menata langkah
menyelamatkan generasi muda (pelajar) agar tidak mudah dijebak dalam sirkuit
dagang bangku, nilai, dan sebagainya. Namun, hal ini juga tanggung jawab orang
tua, keluarga, dan masyarakat.Di dalam ruang lingkup lokal,orang tua dan
keluarga memiliki peran kuat pada usia awal dan semakin berkurang seiring
dengan bertambahnya usia anak. Sebaliknya, pengaruh pendidikan sekolah dan
masyarakat semakin kuat bersamaan dengan bertambahnya usia anak. Tentu kita
mempunyai optimisme di mana sekolah akan mampu membebaskan diri dan teguh
mengambil posisi sesuai mandat sejarah yang dipikulnya.Dengan demikian,sekolah
tidak hanya akan bertanggung jawab terhadap kualitas akademik dari para
pelajar, tetapi juga bertanggung jawab terhadap karakter pelajar.
2.
Penyalahgunaan narkoba
Genderang perang
terhadap penyalahgunaan narkoba dikalangan generasi muda, terus dikumandangkan
oleh pemerintah dan elemen masyarakat di daerah ini. Hal itu dibuktikan dengan
terus digelarnya sosialisasi tentang bahaya penyalahgunaan narkoba dan seks
bebas, seperti yang terlihat di SMA Kosgoro Tomohon, Senin (12/11). Dalam
kegiatan tersebut, tak hanya guru-guru saja yang dilibatkan, tapi seluruh siswa
juga agar pemahaman terhadap bahaya penyalahgunaan narkoba dapat dimengerti
lebih dalam. “Narkoba memang bisa digunakan, tapi hanya untuk bidang tertentu
saja misalnya di bidang kesehatan untuk mengobati orang sakit, atau saat perang
untuk mengobati orang yang terluka. Tak bisa digunakan sembarangan, sebab
ancamannya sangat serius, yakni dapat merusak mental dan masa depan generasi
mdua masa kini,” kata Aipda Hence Supit ,Kanit II Sat Narkoba Polres Tomohon
didampingi Kanit I Aipda Esly Hinonaung mewakili Kasat Narkoba AKP Dickson
Kastilong. Ia mengatakan sebisa mungkin, generasi muda terutama siswa-siswi di
sekolah tidak mencoba-coba menggunakan narkoba, agar tak terjerat proses hukum
oleh aparat berwajib. “Siswa di sekolah harus giat belajar, dan intens
mengkampanyekan anti penyalahgunaan narkoba, agar banyak jiwa yang dapat
diselamatkan,” ujarnya.
Kepala dinas kependidikan, Pemuda, dan Olah Raga Kota Tomohon Wendy Karwur, melalui Kepala Bidang Pendidikan Menengah Sonny Saruan memberi apresiasi positif terselenggaranya kegiatan tersebut. Sebab, dipercaya mampu membentuk generasi muda yang lebih sehat, cerdas, dan mandiri. “Sosialisasi seperti ini, pasti mampu memberikan wawasan luas bagi siswa untuk meningkatkan prestasinya disekolah, sehingga mampu mencegah sikap anarkis dan melahirkan generasi muda calon pemimpin masa depan yang lebih baik,” tegas Saruan.
Pada kesempatan itu Saruan bersama Kepala Sekolah SMA Kosgoro Tomohon Theresia Simboh juga melakukan penanaman pohon di sekolah, untuk memberi contoh bagi siswa agar tahu melestarikan lingkungan.
Kepala dinas kependidikan, Pemuda, dan Olah Raga Kota Tomohon Wendy Karwur, melalui Kepala Bidang Pendidikan Menengah Sonny Saruan memberi apresiasi positif terselenggaranya kegiatan tersebut. Sebab, dipercaya mampu membentuk generasi muda yang lebih sehat, cerdas, dan mandiri. “Sosialisasi seperti ini, pasti mampu memberikan wawasan luas bagi siswa untuk meningkatkan prestasinya disekolah, sehingga mampu mencegah sikap anarkis dan melahirkan generasi muda calon pemimpin masa depan yang lebih baik,” tegas Saruan.
Pada kesempatan itu Saruan bersama Kepala Sekolah SMA Kosgoro Tomohon Theresia Simboh juga melakukan penanaman pohon di sekolah, untuk memberi contoh bagi siswa agar tahu melestarikan lingkungan.
Saatnya Remaja Bicara Masa Depan Bangsa, Selamatkan Indonesia Dengan Syariah dan Khilafah.
“Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut gunung Semeru dari akarnya. Tapi berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.” Itulah kalimat yang diucapkan oleh mantan presiden pertama Indonesia, Bung Karno, tentang pemuda. Ini membuktikan bahwa sesungguhnya kedudukan pemuda (termasuk di dalamnya remaja) merupakan pilar penting bagi kemajuan negeri ini. Maka tak salah jika Klub Remaja Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia DPD I Jatim mempersembahkan acara Liqo’ dan Talkshow Remaja Muslimah bertema “Saatnya Remaja Bicara Masa Depan Bangsa; Selamatkan Indonesia Dengan Syariah dan Khilafah”. Liqo’ dan talkshow tersebut diselenggarakan pada 23 September 2012 yang lalu di aula SMK Negeri 6 Surabaya.
Remaja
digambarkan memiliki 2 sisi yang saling bertolak belakang. Di satu sisi, ia
disanjung karena semangat mudanya dalam membawa perubahan, penentu nasib
bangsa, hingga mampu mengguncang dunia seperti ungkapan Bung Karno di atas.
Namun di sisi lain, remaja dituding sebagai pihak yang identik dengan
kenakalan. Pernahkah kita mendengar istilah ‘kenakalan bapak-bapak’ atau
‘kenakalan ibu-ibu’? Yang pasti terdengar adalah kenakalan remaja. Ironi, namun
itulah faktanya. Menurut penelitian, sebanyak 45% dari 700 remaja usia sekolah
menengah pertama di Surabaya berangggapan bahwa berhubungan badan layaknya
suami-istri boleh dilakukan saat berpacaran. Bahkan, 15 persen remaja usia SMP
mengaku telah melakukan hubungan seks dengan lawan jenis. Belum lagi 92% isi handphone
para remaja yang mengandung konten pornografi. Ini hanyalah potret sebagian
kecil dari fakta kenakalan remaja sekarang.
Untuk
memberikan wacana dan solusi permasalahan kenakalan di kalangan remaja inilah,
Klub Remaja Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (KR MHTI) DPD I Jatim mengemas
Liqo dan Talkshow menjadi rangkaian acara yang meriah. Antusiasme remaja
terlihat dari membludaknya kehadiran peserta yang ditargetkan hanya 600 orang
menjadi 700 orang. Diawali dengan pembacaan ayat-ayat suci Al Qur’an, kemudian
dilanjutkan duet puisi pelajar oleh Mei Hidayah dan Mustika. Anggraini. Usai
pembacaan puisi, sederetan orator remaja menyuarakan dan menyeru kawan-kawan
sebayanya untuk bergerak bersama. Orasi pertama dibawakan oleh Annida Amani,
siswi SMPN 6 tentang potensi remaja yang amat besar dalam menghadapi tantangan
zaman. Orasi kedua dibawakan oleh Ramadhani, siswi SMAN 15 yang mengingatkan
kembali identitas seorang remaja muslim sebenarnya. Sayangnya, remaja sekarang
digerus oleh budaya hura-hura alias hedonisme. Orator berikutnya, Nur Syamsiah
siswi SMKN 1, menegaskan orasi sebelumnya. Nur membeberkan pengaruh pemikiran
kebebasan (liberalisme) dalam kehidupan remaja, sehingga berperilaku bebas tak
mau mengikatkan diri pada peraturan Sang Pencipta.
Di sela-sela
rangkaian orasi, terdapat penampilan tahfidz al Qur’an surat ar Rahman dan
teatrikal remaja yang dibawakan SKI SMKN 6 selaku tuan rumah acara. Naufalia,
siswi SMAN 21 kemudian menjelaskan dalam orasi berikutnya tentang suatu sistem
yang akan menjaga remaja dari gempuran virus liberalisme, yakni Khilafah Islam.
Terakhir, Hamidah Assagung, siswi HSG SMP Khoiru Ummah, mengajak kawan-kawan
remaja untuk segera berubah dan melakukan perubahan. Perubahan itu ialah
tegaknya syariah kaffah dan Khilafah. Sesi talkshow pun dimulai dengan
suasana yang santai nan hangat. Mbak Zulaikha selaku moderator berbincang di
panggung bersama Saffanah Fathin, alumnus SMAN 5 Surabaya dan Bu dokter Retno
Palupi mengenai remaja beserta segala pernak-perniknya. Fathin, mewakili
kalangan remaja di usianya, mengungkapkan bahwa remaja itu sebagai sosok yang
berada pada masa peralihan. “Remaja itu selalu semangat, pengen berpendapat,
pengen diakui keberadaannya. Remaja itu nggak dipaksa atau
digurui,” ujarnya. Maka tidak salah jika kemudian ada banyak
komunitas-komunitas remaja yang terbentuk, karena di sanalah tempat para remaja
mengekspresikan diri. “Sayangnya, nggak semua komunitas itu mengajak
pada hal-hal yang baik. Seharusnya sebagai seorang Muslim kita pakai standar
baik-buruk, benar-salah berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah,” tambah Fathin.
Setali tiga
uang, Bu Retno juga menambahkan bahwa memilih beraktivitas di
komunitas-komunitas tersebut sebaiknya jangan asal pilih. Sebab, remaja tidak
sekadar butuh untuk mengisi waktu luangnya. Namun butuh pula benteng untuk
menjaga dirinya dari hal-hal negatif di luar sana. Belum lagi prediksi bahwa di
tahun 2020, Indonesia akan mengalami “Bonus Demografi” di mana angka penduduk
usia muda produktifnya akan jauh lebih besar dari angka penduduk usia lainnya.
Hal ini merupakan potensi yang luar biasa untuk menjadikan Indonesia lebih baik
melalui generasi muda. Asalkan, generasi yang dihasilkan berkualitas bagus. Sebelum
sesi talkshow diakhiri, acara dilanjutkan dengan sesi diskusi
berkelompok. Ruang aula SMKN 6 dalam sekejap terbagi menjadi beberapa kelompok
yang terdiri dari 15-20 orang. Peserta saling membicarakan permasalahan remaja
yang terjadi di lingkungan sekolahnya, lalu saling memberikan saran langkah
kongkrit apa yang bisa dilakukan untuk mengatasinya. Tiap kelompok diwakili
satu orang peserta memaparkan solusinya ke tengah-tengah forum. Sebagian besar
dengan mantap menyatakan perlunya memperdalam ilmu agama Islam, mengamalkan
ilmu tersebut agar menjadi contoh bagi yang lain, dan tak lupa mengajak
kawan-kawannya alias berdakwah.
Fathin dan Bu
Retno pun kembali menegaskan, bahwa mengkaji Islam penting supaya tahu mana
yang baik dan benar menurut agama. Menyampaikan pemahaman Islam yang didapat
meskipun masih sedikit, juga penting, Selain talkshow, peserta juga
dapat menikmati bazaar dan gelaran Expo kegiatan Klub Remaja MHTI lainnya di
selasar aula SMKN 6. Antusiasme peserta masih dapat terasa meskipun acara telah
berakhir. Amaroh, siswi SMK Wachid Hasyim 1 Surabaya mengungkapkan rasa
senangnya mengikuti acara ini. “Seru kok. Saya jadi tahu kalau saya harus
berubah jadi lebih baik dari sebelumnya, belajar Islam lebih dalam lagi”. Semoga
melalui tangan-tangan gerakan perubahan remaja inilah, kemuliaan Islam dapat
segera teraih dalam wujud institusi penjaga remaja itu sendiri; Khilafah
Islamiyah yang kedua.
Aksi Saatnya Remaja Peduli Masa Depan
Pada hari Ahad, 22 Februari
2009, Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia mengadakan Aksi Remaja di berbagai kota
di seluruh Indonesia. Aksi yang bertajuk “Saatnya Remaja Peduli Masa Depan” ini
sebagai bentuk kepedulian Hizbut Tahrir untuk menyelamatkan masa depan negeri
ini. Di tangan merekalah masa depan negeri ini berada. Namun kenyataan
membuktikan remaja Indonesia tumbuh sebagai generasi lemah dan rentan menjadi
korban kapitalisme global. Budaya hedonisme dan nihilnya pembinaan politik
terhadap remaja telah menumbuhkan generasi kurang peduli pada masa depan mereka
sendiri terlebih masa depan bangsanya. Lebih menyedihkan menjelang Pemilu 2009,
remaja hanya dipandang sebagai objek perolehan suara. Untuk itu, dalam aksi ini
diserukan untuk menyelamatkan remaja dan masa depan hanya dengan syariah dan
khilafah.
Konferensi Remaja Muslimah 2009 “Saatnya Remaja Selamatkan Indonesia dengan Syariah dan Khilafah”
Sekitar
1600 remaja muslimah DKI Raya menghadiri acara Konferensi Remaja Muslimah yang
bertemakan “Saatnya Remaja Selamatkan Indonesia dengan Syari’ah dan Khilafah”
yang diselenggarakan oleh Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia. Peserta yang
terdiri dari siswi se-Jakarta, Tangerang dan Bekasi ini memadati Auditorium
Sport Center Ragunan Minggu (26/7). Acara ini lahir atas
inisiatif kaum remaja, setelah mencermati kerusakan dan degradasi pada kualitas
akhlak dan intelektualitas remaja pada saat ini. Acara dilanjutkan penampilan
para orator dari kalangan remaja yaitu perwakilan siswa dari Madrasah Aliyah
Citra Cendekia dan Madrasah Aliyah Yapis Pidi Jakarta Selatan, serta perwakilan
mahasiswa berprestasi dari Institut Teknologi Bandung. Mereka menggugah para
peserta agar peduli dengan kondisi remaja saat ini dan meminta pemerintah untuk
melindungi remaja Indonesia dari kerusakan yang timbul akibat seks bebas.
Orator lainnya adalah perwakilan dari KPAI, dinas kesehatan, dan guru. bahwa
remaja muslim harus mempelajari tsaqofah Islam yang dapat membentuk
kepribadian Islam mereka, sehingga remaja mampu mengendalikan naluri seksualnya
dan menguasai sains dan teknologi. Selain itu, pembicara pun memberikan
motivasi agar remaja muslim segera bangkit dan segera mempersiapkan diri
memimpin dirinya, keluarga, bangsa, dan dunia.
pemerintah harus
melindungi remaja Indonesia dari kerusakan yang timbul akibat seks bebas,
penyakit menular seksual dan aborsi. Mereka mengingatkan penguasa agar
melakukan langkah-langkah agar remaja terlindungi, diantaranya pemerintah harus
memfasilitasi pembentukan kepribadian Islam yang kokoh pada remaja. Pemerintah
pun harus menghentikan penyampaian propagandan megenai kebebasan reproduksi
yang semakin membuat remaja tidak lagi merasa berdosa melakukan perzinahan. Pemuda adalah
generasi penerus bangsa, tidak jarang juga kita mendengar kalau majunya suatu
bangsa itu karena pemudanya dan hancurnya suatu bangsa itu juga karena pemuda.
Karena ditangan pemudalah estafet kepemimpinan berikutnya akan dilimpahkan.
Hampir setiap hari kita disugukan dengan berita yang melibatkan remaja-remaja
kita, misalnya kita ambil contoh di negeri kita ini, berita tentang anak remaja
yang kecanduan menghisab lem aibon, memakai narkoba, sampai kepada berita seks
bebas, protitusi terselubung, yang menyebabkan meningkatnya penderita HIV dan
AIDS. Ini nampaknya harus dicari solusi yang tepat dalam menyelamatkan generasi
bangsa kedepannya. Karena kalau terus dibiarkan niscaya kehancuran akan datang
kepada negeri ini. Nampaknya yang harus dilakukan oleh seluruh komponen
masyarakat adalah perbaikan akhlak itu sendiri. Tentunya perbaikan akhlak ini
tidak hanya dimulai dari pribadi sang anak, namun dimulai dari keteladan yang
dimunculkan oleh perilaku orang tua, guru, pemerintah, dan masyarakat.
Utamanya adalah Pendidikan dari Orang Tua
Fasilitas yang tersedia
sangat membutuhkan pantauan dari orang tua sebagai pendidik, orang tuapun tidak
harus ketinggalan zaman mereka harus meningkatkan terus pengetahuan mereka.
Wajib di adakan pengarahan agama bagi para remaja mulai dari usia akhir
kanak-kanak dan usia akil baliqh. Karena pada jenjang usia itu, arahan lebih
diwujudkan dalam bentuk praktek dengan memberikan contoh serta melibatkan mereka
dalam praktek ibadah secara wajib. Remaja ingin bebas
dalam memilih pakaian dan teman, sebagaimana keinginannya untuk bebas dalam
mengungkapkan pemikiran, saran dan pendapatnya. Mengekang kebebasan ini akan
mengakibatkan remaja menjadi minder dan pasif dalam pergaulannya dengan orang
lain. Alangkah baiknya bila remaja kita ajak bicara sehingga ia merasa
dirinyalah yang mengambil keputusan. Kesepuluh, kebutuhan akan koreksi. Remaja
membutuhkan koreksi dan arahan yang tidak merintangi kebebasannya. orang
tua dalam mendidik generasi bangsa ini. Orangtua dalam mendidik adalah
sebuah proses, dan sebuah proses membutuhan pengorbanan, jangan hanya dapat
menyalahkan perilaku remaja kita saat ini, bila ternyata kita belum mampu
berbuat apa-apa untuk mereka.
Dengan menyelamatkan
generasi muda untuk masyarakat masa depan karena itu masyarakat masa depan
harus punya kemampuan menyesuaikan diri dengan keadaan, maka manusia indonesia
dituntut agar:
a.
Tanggap terhadap berbagai permasalahan
sosial, politik, kultural dan lingkungan.
b.
Kreatif dalam menemukan alternatif
pemecahan masalah.
c.
Memiliki etos kerja yang tinggi dan
efisien.
Dengan
beberapa upaya yang telah dilakukan untuk menyelamatkan generasi muda, semoga
generasi muda akan bisa menatap masa depan yang indah karena generasi muda lah
tiang dari suatu bangsa. Apabila generasi mudanya tidak memiliki pengetahuan
dan tidak bisa memanfaatkan kecanggiahan teknologi dengan seiring berjalannya
waktu dan apabila generasi mudanya memiliki pengetahuan yang luas untuk perancanaan
untuk masa depan dan memiliki kemampuan teknologi seiring berjalannya waktu dan
menghasilkan tenaga – tenaga yang handal.
Sumber
rajukan yang saya dapatkan untuk mencari bahan – bahan untuk bahan selamatkan
generasi muda untuk masyarakat masa deapn:
1.
Buku pengantar pendidikan tahun 2006
2.
Internet
3.
Liputan TV atau berita dari HTI-press
4.
Liputan TV dari seputar indonesia dan
tribunmanado.co.id
0 komentar:
Posting Komentar